Caeca invidia (Iri hati itu buta);
Pengertian: Disebut buta karena iri hati sering menjadi awal sebuah kejahatan. Karena iri orang lalu bertindak nekad untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau bahkan membunuh sesama;
Calamitas virtutis occasio (Bencana adalah sebuah kesempatan untuk munculnya sebuah kebajikan);
Candida pax homines trux decet ira feras (Yang pantas bagi manusia adalah perdamaian yang tulus, sementara yang pantas untuk binatang buas adalah kegarangan yang buas);
Pengertian: Ungkapan ini dipakai untuk menggambarkan watak yang sepantasnya dimiliki oleh seorang manusia;
Candidatus (Berpakaian putih);
Pengertian: Pada jaman dahulu orang melamar pekerjaan dengan berpakaian putih. Para calon pegawai negeri juga berpakaian putih. Dari kerangka sosial ini, maka muncullah istilah kandidat atau calon;
Candor dat viribus alas (Kejujuran memberi sayap kepada kekuatan);
Canere surdo (Berteriak – teriak kepada orang tuli);
Pengertian: Pekerjaan yang sia – sia;
Canis timidus vehementius latrat quam mordet (Orang yang rendah diri sering omong besar dan sesungguhnya ia tidak mampu berbuat apa – apa);
Cantabit vacuus coram latrone viator (Yang berjalan tanpa membawa apa – apa dapat bernyai di depan peranpok);
Cara patria, carior libertas (Aku mencintai tanah air, tapi aku lebih mencintai kemerdekaan);
Pengertian: Cinta akan kemerdekaan membuat orang (sebuah bangsa) rela mengorbankan nyawa demi mencapai atau mempertahankan kemerdekaan bangsanya;
Cari Deo nihilio carent (Yang mencintai Tuhan tidak akan kekurangan apapun);
Caritas bene ordinata incipit a semetipse (Cinta kasih itu bermula dari diri sendiri dahulu);
Carmina morte carent (Nyanyian itu tidak mengenal kematian);
Carpe diem (Tangkaplah hari ini);
Carpent tua poma nepotes (Keturunanmu akan memetik buah dari kamu);
Pengertian: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Biasanya untuk perbuatan – perbuatan yang kurang baik dari seorang anak, akan dihubungkan dengan orang tua atau keluarganya;
Casta ad virum matrona parendo imperat (Seorang ibu rumah tangga yang murni, dengan menurut pada suaminya, sesungguhnya ia itu menguasainya);
Causa latest, vis est notissima (Sebab musababnya tersembunyi, pengaruhnya sangat jelas);
Cautus homo cavet, quodquod natura notavit (Orang yang bijak berhati – hati terhadap apa yang sudah ditandai oleh alam);
Cave ab homine unius libri (Awas pada orang yang hanya punya satu buku);
Cave quid dicis, quando, et cui (Hati – hati berbicara mengenai sesuatu, kapan saja dan kepada siapapun);
Cave ne cadas (Berhati – hatilah agar tidak jatuh);
Cave, Deus videt (Berhati – hatilah, Tuhan melihatnya);
Caveat emptor (Pembeli harap berhati – hati);
Pengertian: Kalau barang sudah dibeli, maka tanggung jawab mengenai barang tersebut beralih kepada pembeli;
Cedendum multitudini (Lebih baik menyingkir dari gerombolan orang banyak);
Cedo nulli (Aku tidak mau minggir menghadapi siapapun);
Catatan: Semboyan para prajurit jaman Hindia Belanda);
Certum est et inevitabile fatum (Nasib itu pasti dan tidak dapat dihindari);
Certum est quia impossibile (Ini sudah pasti karena tidak mungkin ada yang lain);
Cessante causa cessat effectus (Akibatnya akan berhenti jika penyebabnya berhenti);
Ceteris aeque ac sibi (Terhadap orang lain seperti terhadap dirinya sendiri);
Cibi condimentum est fames, potionis sitis (Lapar adalah lauk pauk untuk menikmati makanan, haus untuk menikmati minuman);
Cineri gloria sera venit (Kemuliaan datang terlambat, setelah menjadi abu)
Pengertian: Orang lebih sering mendapat pujian setelah ia meninggal;
Citius venit periculum cum contemnitur (Bahaya datang lebih cepat bila ia diabaikan);
Citius, Altius, Fortius (Lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat);
Catatan: Ungkapan ini merupakan motto olimpiade;
Cito maturum, cito putridum (Cepat matang, cepat pula membusuk);
Cito pede labitur aetas (Dengan langkah cepat, waktu lepas berlalu);
Clara pacta, boni amici (Perjanjian – perjanjian yang jelas, sahabat – sahabat yang baik);
Claude os, aperi oculos (Tutup mulutmu dan buka matamu);
Clavus clavo pallitur; consuetudo consuetudine vincitur (Sebuah paku disingkarkan oleh paku yang lain; kebiasaan yang satu dikokohkan oleh kebiasaan yang lain);
Clementia tecta rigore (Kelembutan dalam tutup kekerasan);
Pengertian: Tegas di luar, lembut di dalam. Hendak menegaskan bahwa prinsip hukum boleh tegas bahkan keras, tetapi lembut dalam penerapannya;
Clivo sudamus in imo (Kita sudah berkeringat ketika masih di bukit);
Pengertian: Sudah pada awal pekerjaan sudah mengalami kesukaran dan tidak tahu bagaimana mengatasinya;
Coelum stellatum supra me, lex moralis intra me (Langit berbintang – bintang diatasnya, hukum moral dalam hatinya);
Cogitationis poenam nemo patitur (Tidak ada orang menderita hukuman karena gagasannya);
Cogito ergo sum (Aku bepikir, maka aku ada);
Catatan: Ungkapan ini berasal dari Rene Descartes, ahli matematika dan fisika Perancis (1596 – 1650);
Comiter, sed fortiter (Dengan sopan tetapi tegas);
Communis salus singuis constat (Keselamatan umum didasarkan pada keselamatan setiap orang);
Compesce mentem (Kuasailah nafsumu);
Componitur orbis regis ad exemplum (Dunia menunggu teladan pemimpinnya);
Concordia civium murus urbium (Kehidupan warganegara yang guyup – rukun adalah benteng kota);
Concordia parvae res crescunt, discordia maximae dilabuntur (Persatuan memperkuat yang kecil, pertikaian menceraiberaikan yang besar);
Conditio sine qua non (Syarat mutlak, yang tanpa itu sesuatu tidak akan ada);
Confide recta agens (Tetaplah percaya bila engkau melakukan sesuatu yang benar);
Conscia mens recti famae mendacia ridet (Siapa yang menyadari hati nuraninya, akan menertawakan kebohongan sebuah kemasyuran);
Conscientia rectae voluntatis maxima consolatio est rerum incommodarum (Kesadaran bahwa suara hatinya benar menjadi penghibur terbesar dikala kekacauan);
Conscius ipse sibi de se putat omnia dici (Yang menyadari kesalahannya mengira bahwa semua pembicaraan adalah mengenai dirinya);
Consensus facit legem (Kesesuaian pendapat itulah yang membentuk hukum);
Pengertian: Hukum terbentuk setelah ada kesesuaian pendapat;
Consilium custodiet te (Musyawarah membuat anda menjadi waspada);
Consilium feminale nimis carum aut nimis vile (Nasehat kaum perempuan itu bisa terlalu mahal atau terlalu murah);
Constantia et labore (Dengan ketekunan dan dengan kerja keras);
Consuetudinis magna vis est (Kebiasaan itu merupakan kekuatan yang besar);
Consuetudo concinnat amorem (Kebiasaan itu membuat cinta);
Pengertian: Cinta bisa terjadi karena terbiasa bertemu atau bersama;
Contemplatio in acgtione (Kontemplasi dalam aksi);
Catatan: Ungkapan ini merupakan bentuk doa yang muncul dari ordo Serikat Yesus;
Contra bones mores (Bertentangan dengan kebiasaan yang baik);
Contra potentes nemo est munitus satis (Berhadapan dengan penguasa, tidak ada seoranpun yang memiliki senjata yang cukup)
Pengertian: Tidak ada harapan bertikai dengan penguasa;
Contra principia negantem disputari non potest (Berhadapan dengan orang yang mengingkari prinsip – prinsip, tidak mungkin dapat berembug);
contra rationem (bertentangan dengan nalar);
Contra vim mortis non est medicamen in hortis (Tidak ada obat melawan kekuatan kematian);
Contra vim non valet ius (Hukum tidak sanggup melawan kekuasaan);
Contradictio in terminis (bertentangan di titik akhir);
Pengertian: Dalam kesimpulan sebuah pernyataan sudah terdapat pertentangan;
Conubia sunt fatalia (Perkawinan itu adalah nasib);
Cor ad cor loquitur (Hati bicara kepada hati);
Catatan: Ungkapan yang berasal dari Kardinal Newman, teolog Inggris (1801 – 1890);
Cor sapientis quaerit doctrinam (Inti kebijaksanaan itu selalu mencari ajaran yang pokok);
Cor unum et anima una (Satu hati dan satu jiwa);
Corruptio legis (Pembusukan hukum);
Corruptio optimi pessima (Pembusukan dari orang yang tertinggi kedudukannya adalah yang paling jelek);
Catatan: Korupsi yang dilakukan oleh pejabat tertinggi merupakan yang terjelek;
Corruptissima re publica plurimae leges (Kemerosotan yang lebih besar dari republik adalah lebih banyak aturan);
Cras credo, hodie nihil (Esok mungkin saya percaya, tetapi sekarang tidak sama sekali);
Creatio ex nihilio (Menciptakan sesuatu dari ketiadaan);
Crede nulli (Jangan percaya kepada siapapun);
Catatan: Ungkapan dari Erasmus ini mengingatkan seseorang untuk selalu waspada pada orang yang belum dikdenal.
Credere in Deum (Penyerahan diri kepada Tuhan);
Created By: Appe Hamonangan Hutauruk