PENARIKAN ATAU PENCABUTAN KUASA
Perihal penarikan atau pencabutan kembali (revocation,
herroepen) kuasa oleh Pemberi Kuasa, diatur lebih lanjut dalam Pasal 1813, Pasal 1814 dan Pasal 1816
KUHPerdata. Ketentuan Pasal 1813
KUH Perdata, pada prinsipnya memperbolehkan berakhirnya Perjanjian Pemberian
Kuasa secara sepihak atau unilateral. Meskipun, ketentuan dalam Pasal 1813
KUHPerdata tersebut secara diametral pada hakekatnya bertentangan dengan Pasal
1338 KUH Perdata khususnya berkaitan dengan asas/syarat “ADANYA KATA SEPAKAT”.
Ketentuan
Pasal 1814 KUHPerdata menegaskan, "si pemberi kuasa dapat menarik kembali
kuasanya manakala itu dikehendakinya, dan jika ada alasan untuk itu
memaksa si kuasa untuk mengembalikan kuasa yang dipegangnya.".
Begitu
pula dalam ketentuan Pasal 1816
KUHPerdata menentukan, “Pengangkatan kuasa baru, untuk menjalankan suatu urusan
yang sama, menyebabkan ditariknya kembali kuasa yang pertama, terhitung mulai
diberitahukannya kepada orang yang
belakangan ini tentang pengangkatan tersebut.".
Pengecualian
terhadap ketentuan perihal berakhirnya kuasa (pemberian kuasa) lazimnya dilakukan dengan mengenyampingkan
ketentuan – ketentuan mengenai
berakhirnya kuasa yang diatur dalam Pasal 1813, 1814 dan 1816 KUHPerdata
tersebut.
Kuasa yang berisikan klausul yang menyatakan kuasa tersebut tidak dapat
dicabut kembali dan tidak berakhir oleh karena sebab-sebab apapun juga
termasuk sebab – sebab yang diatur dalam
pasal 1813, 1814 dan 1816
KUHPerdata, dalam terminus yuridis formal
disebut dengan "KUASA MUTLAK"..
Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997 (sebelumnya diatur dalam
Instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1982),
kuasauntuk menjual tidak boleh diberikan dalam bentuk KUASA MUTLAK. Namun demikian perlu dipahami bahwa dalam hal
pemberian kuasa untuk menjual, maka dilarang dilakukan dalam bentuk Kuasa Mutlak.
Sehingga ketentuan mengenai pemberian kuasa (dalam Surat Kuasa/Surat Kuasa Khusus)
yang tidak berkaitan adanya perjanjian pokok yang menjadi dasar Perjanian
Pemberian Kuasa, berlaku ketentuan –
ketentuan mengenai berakhirnya pemberian kuasa sebagaimana diatur dalam Pasal 1813, 1814 dan Pasal 1816
KUHPerdata.
Dengan
demikian, khusus mengenai KUASA
JUAL/MENJUAL maka berlaku syarat
imperatif yaitu kuasa tersebut berakhir apabila terdapad keadaan – keadaan
sebagai berikut:
1)
Pemberi
kuasa meninggal dunia;
2)
Dicabut
oleh Pemberi Kuasa;
3)
Adanya
kuasa yang baru, yang mengatur mengenai hal yang sama;